Mengenal penyakit Antraks - Antraks merupakan penyakit pada binatang buas, maupun hewan piaraan, yaitu hewan-hewan pemamah biak ( herbivora ), seperti sapi, kerbau, kambing, domba, babi dan kuda.Penyakit ini ditularkan kepada manusia terutama pada orang yang pekerjaannya selalu berhubungan dengan / berdekatan dengan ternak seperti peternak , gembala, dokter hewan, petugas laboratorium, pekerja pabrik barang-barang kulit dan tulang.
Penyakit antraks disebabkan oleh kuman antraks
( Bacillus antthracis )Cara Penularan
penyakit ini ditularkan kepada manusia biasanya oleh karena masuknya spora atau basil antraks kedalam tubuh melalui berbagai cara, yaitu melalui kulit yang lecet atau luka yang menyebabkan antraks kulit, melalui mulut karena makan bahan makanan yang tercemar, menyebabkan antraks intestinal ( pencernaan ), inhalasi saluran pernafasan menyebabkan antraks pulmonal.Antraks peradangan otak ( meningitis ) umummnya adalah bentuk kelanjutan antraks kulit, intestinal atau pulmonal.antraks pulmonal dan meningitis sangat jarang dilaporkan di Indonesia.
Penularan terjadi dengan kontak langsung dengan hewan penderita, misalnya kontak dengan darah yang keluar dari lubang-lubang kumlah hewan mati karena antraks atau bahan-bahan yang berasal dari hewan yang tercemar oleh spora antraks, misalnya daging, jeroan, kulit, tepung, wool dan sebagainya.Disamping itu, sumber penularan lainnya yang potensial ialah lingkungan, antara lain tanah,, tanaman ( sayur-sayuran ) dan air yang tercemar pleh spora antraks.
Gambaran klinis antraks kulit :
- Masa inkubasi 7 hari ( rata-rata 1-7 hari )
- Gatal di tempat lesi.
- Papel
- Vesikel
- Ulkus ( tukak ) di tengahnya terdapat jaringan nekrotik berbentuk keropeng berwarna hitam ( tanda patognomonik antraks ) dan biasanya didapatkan eritema dan udema disekita tukak.pada perabaan, dan udema tersebut tidak lunak dan tidak lekuk ( non-pitting ) bila ditekan.Disini tidakn didapatkan pus kecuali bila diikuti infeksi sekunder.
- Dapat terjdai pembesaran kelenjar getah bening regional
- Demam yang sedang, sakit kepala, malaise jarang ada.
- Predileksi antraks kulit biasanya pada tempat-tempat terbuka, seperti muka, leher, lengan, tangan, dan kaki.
- Antraks kulit yang tidak diobati akan berkembang lebih buruk dengan penjalaran ke kelenjar limfe dan berlanjut ke aliran darah, sehingga mengakibatkan septikemia dan kemungkinan kematian 5 - 20 %.
- Pemeriksaan bakteriologis dari eksudat ditempat lesi didapatkan adanya basil yang pada sediaan hapusan kultur positif.
Gambaran klinis antraks Intestinal
- Masa inkubasi bervariasi antara 2-5 hari
- Gejala awal mual, tidak nafsu makan dan suhu meningkat.
- Muntah
- Sakit perut hebat
- Konstipasi
- Dapat juga terjadi gastroenteritis akut yang kadang-kadang berdarah, hematemisis, kelemahan umum, demam dan ada riwayat pemaparan dengan produk hewan atau makanan.
- Pemeriksaan bakteriologis dari spesimen tinja didapatkan adanya hasil yang pada sediaan hapus dan kultur positif.
Diagnosis :
Tersangka antraks kulit
Apabila adanya kasus atau " ledakan " antraks pada hewan atau riwayat pemaparan dengan hewan/ bahan asal hewan dan lingkungan yang tercemar oleh spora / basil antraks serta ditemukan kelainan pada kulit berupa tukak dengan jaringan mati berbentuk keropeng berwarna hitam ditengahnya ( eskar ), di sekita tukak kemerahan, sembab, pada perabaan daerah yang sembab tersebut tidak lunak dan tidak lekuk dan biasanya tidak didapatkan pus kecuali diikuti oleh infeksi sekunder.
Penderita antraks kulit ( Diagnosis pasti )
apabila pada tersangka antraks kulit sudah dipastikan diagnosisnya melalui pemeriksaan bakteriologis.
Tersangka antraks intestinal
Apabila adanya kasus atau " ledakan " antraks pada hewan atau riwayat pemaparan dengan produk hewan atau makanan serta ditemukannya adanya panas disertai sakit perut dan muntah.
Penderita antraks intestinal ( Diagnosis pasti )
Apabila pada antraks kulit sudah dipastikan diagnosisnya dengan pemeriksaan bakteriologis.
Pencegahan
- Masyarakat diminta melaporkan ke sarana kesehatan terdekat bila ada tersangka antraks dan melaporkan ke peternakan bila ada hewan yang sakit dengan gejala antraks.
- Tidak diperbolehkan menyembelih hewan sakit antraks.
- Tidak diperbolehkan mengkomsumsi daging yang berasal dari hewan yang sakit antraks.
- Tidak diperbolehkan membuat barang-barang yang berasal dari hewan seperti kerajinan dari tanduk, kulit, bulu, tulang yang berasal dari hewan sakit/mati karena penyakit antraks.
- Puskesmas wajib melaporkan ke Dinas Kesehatan kabupaten/kota apabila menjumpai penderita / tersangka antraks.
Referensi : Dari berbagai sumber